Berapa
banyak dari kita yang mengatakan ingin segera menikah karena merasa sudah cukup
usia? Atau mungkin tidak mau menikah tua sehingga mendesak pasangan untuk
segera menikahimu?
Tahukah
kamu bahwa ada banyak suami istri yang berjuang mengahadapi masalah mereka
lebih keras daripada para lajang? bahkan Paulus telah menyebutkan beberapa dari
hambatan itu (1 Korintus 7: 32-35).
Alkitab
mengatakan sesuatu yang jauh berbeda dari apa yang dikatakan masyarakat tentang
hubungan. Kita harus mendapatkan keamanan dan nilai kita dari Tuhan dan bukan
dari manusia yang tidak sempurna yang kebetulan menunjukkan kasih sayang kepada
kita.
Jadi
bagaimana menemukan rasa aman kita di dalam Allah dan bukan dari orang lain?
Kita aka mambahas beberapa cara untuk mengingat identitas kita sebagai ank
Allah.
1. Ingat siapa kamu
Laki-laki
dan perempuan, Allah menciptakan kita serupa dengan gambaran-Nya. Tidak ada
makhluk lain yang memiliki kehormatan ini. Bahkan hewan paling kuat atau paling
cantik sekalipun tidak dapat mengklaim hal ini.
Tuhan juga
menciptakan seluruh alam semesta, dan seluruh isinya. Jelas bahwa Tuhan tidak
bergantung pada apapun, tapi ciptaan-Nya lah yang bergantung pada-Nya. Seperti
manusia yang membutuhkan oksigen untuk hidup, Tuhan tidak perlu bertahan hidup
dengan oksigen.
Ketika kita
bergantung padanya, dia tidak akan mengecewakan kita. Karena manusia tidak
seharusnya menyelamatkan kita, Yesus seharusnya.
2. Ingat pernikahan surgawimu
Banyak dari
kita yang bermimpi memiliki pernikahan yang diidamkan bukan? Tentu, tidak semua
orang Kristen akan menikah atau tetap menikah di bumi. Kita akan kehilangan
orang yang dicintai karena kematian atau mungkin perceraian, atau Tuhan mungkin
tidak berniat untuk kita menikah sama sekali selama waktu kita di sini.
Namun, kami
masih bisa berpartisipasi dalam pernikahan terbesar sepanjang masa. Mempelai
laki-laki kita tidak akan meninggalkan kita, mengecewakan kita, dan mencintai
kita tanpa batas.
Pernikahan
ada untuk menunjukkan refleksi dari pernikahan surgawi antara Kristus dan
gereja. Pernikahan merupakan kesempatan untuk mencintai tanpa syarat agar kita
memahami cinta Tuhan bagi kita. Juga untuk membantu kita maju dalam pertumbuhan
rohani. Kendati demikian, Tuhan adalah tujuan akhir dari pernikahan.
3. Ingat kamu tidak berjalan sendiri
Kamu
mungkin pernah berpikir takut akan berakhir sendirian tanpa menikah, tanpa
memiliki anak atau keluargamu sendiri. Perlu diingat kembali bahwa Roh Kudus
hidup di dalam diri kita, kita tidak bisa menjalani hidup kita sendiri. Itu
tidak mungkin (Roma 8: 35-39).
Jika kita
berusaha memenuhi rasa ‘kesepian’ dengan menikah dengan manusia yang tidak
sempurna, kita mungkin akan berakhir lebih kesepian. Manusia tidak pernah
dimaksudkan untuk menemukan kelengkapan dan pemenuhan mereka melalui satu sama
lain.
Kita bisa mengalami
cinta tanpa syarat dari Tuhan (agape) dan cinta persaudaraan untuk orang
percaya lainnya (phileo). Kita tidak akan pernah berakhir sendirian karena kami
tidak sendirian untuk memulai.
Kita hanya
butuh Tuhan.